Mengatasi Kelabilan Emosi Dalam Pernikahan

/
0 Comments
Tekanan pekerjaan yang tinggi, konflik antara suami istri, kebutuhan hidup yang semakin tinggi, dan lainnya terkadang menimbulkan keresahan dan situasi emosional. Terlebih jika banyak hal yang berjalan tidak sesuai dengan rencana maupun keinginan
Bagi pasangan pengantin baru, kereshan dan situasi emosional tidak hanya dialami menjelang hari pernikahan saja. Tahun pertama pun, terkadang telah diwarnai berbagai konflik dan perselisihan. Ujian berat mulai dirasakan saat sepasang pengantin baru melakukan penyesuaian dalam kehidupan berumah tangga.

Mengatasi Emosi  Dalam Pernikahan


Menyatukan dua isi kepala memang tidaklah mudah, Diperlukan toleransi yang tinggi, saling pengertian, saling menghargai dan sebagainya agar kehidupan rumah tangga menjadi harmonis dan langgeng tentunya.
Diakui maupun tidak, kelabilan emosional seringkali terjadi dalam sebuah perkawinan. Konflik yang terkadang mengiringi kelabilan emosi biasanya terjadi pada usia 1 hingga 5 tahun pertama perkawinan. Diatas usia 5 tahun, umumnya kehidupan perkawinan akan menjadi lebih dewasa dan pasangan suami istri akan lebih kuat dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Untuk menjaga dan mengatasi kelabilan emosi tersebut, diperlukan kesabaran atau menahan emosi yang merupakan 'resep' ampuh dan sangat diperlukan saat suasana mulai memanas dan penuh emosional. Jika pasangan yang sedang berada dalam kondisi uring-uringan, sebaiknya tidak ditimpali oleh berbagai perdebatan lain. Hal itu justru akan semakin menambah panas suasana dan makin tak terkendali. Hadapilah situasi tersebut dengan menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu. Ketaui dan dengarkan terlebih dahulu apa yang menjadi pokok permasalahan yang dialami pasangan. Solusi atau saran dapat diberikan apabila segala unek-unek atau pokok permasalahan yang menjadi 'batu ganjalan' telah dikeluarkan dan suasana mulai sedikit lebih tenang.

Selain kesabaran, kejujuran juga menjadi salah satu faktor yang digunakan untuk mencegah terjadinya kelabilan emosi. Sebagai contoh, keengganan salah satu pasangan untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan lainnya. Maka, salah satu upaya agar tidak terjadi kesalah pahaman adalah dengan mengutarakan keengganan itu sekaligus alasan dengan sejujurnya kepada pasangan. Jikalau keengganan dan alasan itu disampaikan dengan nada serta cara yang halus, setidaknya akan dapat memperkecil potensi emosional pasangan.

Mengatasi Emosi

Tetapi yang terpenting, mengendalikan emosi tanpa mengetahui latar belakangnya merupakan hal yang sulit dituntaskan. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab timbulnya sikap emosi pada salah satu pasangan. Seperti kebutuhan seks yang tidak atau kurang terpenuhi, monotonnya kehidupan rumah tangga, dan lainnya.  Merencanakan bulan madu atau waktu berdua saja, tanpa diselingi aktifitas seks, bisa menjadi salah satu upaya yang tidak ada salahnya dicoba. Dengan kata lain, diperlukan suasana baru agar hubungan asmara tetap terjalin harmonis dan mesra. Hal itu juga akan berimbas pada berkurangnya problema dan permasalahan dalam rumah tangga yang menumpuk dan menjadi penyebab pasangan uring-uringan terus menerus.

Memang bukanlah pekerjaan yang mudah dalam memelihara sebuah hubungan perkawinan agar tetap harmonis. Diperlukan banyak faktor untuk mendukung hal tersebut, seperti kebesaran hati, sikap saling mengalah, dan mau memaafkan kesalahan yang dilakukan pasangan.

Perselisihan atau konflik yang terjadi merupakan hal yang biasa dalam kehidupan berumah tangga. Boleh dikatakan pertengkaran itu 'bumbu'nya rumah tangga. Namun sebaiknya segala perselisihan, pertengkaran, atau konflik disikapi secara dewasa dan penuh kearifan. Jika satu pasangan, misalnya suami mengalami kelabilan emosional dan mengeluarkan kata-kata yang terasa sangat menyakitkan serta melukai hati, Maka sikap mengalah yang telah disebutkan sebelumnya dan tidak mengambil hati sangat dibutuhkan.

Tidak membalas atau meladeni kemarahan pasangan dengan sikap yang sama merupakan tindakan yang sangat bijaksana. Menggunakan metode kelembutan dan kesabaran dalam menyikapi suasana yang penuh dengan kelabilan emosional itu dapat membantu pasangan dalam menetralisir suasana hatinya


Jadi  menciptakan hubungan baik dengan pasangan setelah menikah, harus dilakukan setiap waktu dan dimana saja. Bagaimanapun, setelah menikah, kemesraan dan kebahagiaan harus tetap terbina serta terjalin dengan baik. Jangan sampai kemesraan dan kebahagiaan yang dirasakan itu hanya saat berpacaran saja.

Sumber: Bridal parade


You may also like

No comments: